Senin, 23 Mei 2011

Info Post

St. Paulus telah berulang kali melukiskan Gereja sebagai Satu Tubuh dan dengan demikian St. Paulus menekankan bahwa hanya ada Satu Tubuh Kristus.
Rom 12:5 demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.
1 Kor 10:17 Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.
1 Kor 12:12. Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.
1 Kor 12:13 Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
Efe 2:16 dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.
Efe 4:3-4 Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:  satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
Kol 3:15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
Dari berbagai ayat di atas, St. Paulus mengakui bahwa umat Kristiani banyak dan saling berbeda satu sama lain tapi tidak berbeda ajaran iman dan moral. Namun, dari berbagai ayat di atas juga kita dapat temukan bahwa St. Paulus sangat menekankan kesatuan Gereja, dan ia menuangkan kesatuan itu dalam istilah sakramental:
“1 Kor 12:13 Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.”
Di ayat ini, St. Paulus hendak menyatakan bahwa umat Kristen diikat dalam satu babtisan dan Ekaristi yang mana keduanya adalah kelihatan.

Sementara itu, banyak orang terutama dari Para Saudara terpisah paska reformasi Protestan  sering memandang Gereja yang Satu sebagai sesuatu hal yang spiritual saja dan tidak tampak dalam realita. Namun, ketika St. Paulus berbicara tentang Gereja sebagai Satu Tubuh, dia hendak menunjukkan bahwa Gereja yang Satu itu kelihatan, bukan tidak kelihatan.Tubuh” adalah bagian yang kelihatan dari sesuatu yang punya jiwa. Jika Paulus mau melukiskan Gereja yang Satu sebagai sesuatu hal yang spiritual SAJA, tentunya dia akan menyebutnya dengan berbagai istilah yang abstrak, tidak konkret seperti “Tubuh”.

Tidak lupa juga, Tuhan Yesus Kristus begitu menginginkan adanya Gereja yang Satu tersebut.
Yoh 10:16 Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.
Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku (bukan Gereja-gereja-Ku) dan alam maut tidak akan menguasainya.
Mereka Para Saudara terpisah sering menyatakan kepada Katolik dan kepada denominasi Protestan lainnya, “meskipun kami berbeda-beda denominasi gereja, toh kita tetap satu dalam hal yang fundamental seperti menerima Tritunggal, menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dan sebagainya. Nah, bukankah kita adalah Satu Tubuh dalam Kristus?”

Sebagai umat Katolik kita harus menolak pernyataan itu. Umat Katolik hendaknya melihat fakta bahwa ada banyak ajaran Iman dan Moral Protestan yang bertentangan dengan ajaran Iman dan Moral Katolik. Silahkan lihat sebagai perbedaan ajaran Katolik dan Protestan di link ini http://yesaya.indocell.net/id487.htm . Oleh karena itu, kita tidak bisa menerima pernyataan bahwa Katolik dan Protestan itu Satu Tubuh? Kitab Suci berulangkali menekankan akan kesatuan ajaran Iman dan Moral.
"Kis 4:32  Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama."
“1Kor 1:10  Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.
“Flp 1:27  Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil,
“Flp 2:2  karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
“1Ptr 3:8  Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati,”
Sekarang, apakah yang dimaksud oleh ayat-ayat tersebut mengenai satu pikiran dan sebagainya? Ehm, kebanyakan Protestan tanpa ragu akan berkata bahwa ayat-ayat tersebut merujuk pada hal-hal yang “fundamental”. Akan tetapi, Kitab Suci memberikan kita cerita yang berbeda.

Cerita yang akan diangkat adalah tentang Sekte Nikolasian. Wahyu 2: 6 dan Wahyu 2:15-16 menghukum sekte sesat dari Asia ini yang berpusat di Efesus.
Why 2:6  Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.
Why 2:15  Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.
Why 2:16  Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini.
Jadi, dari ayat-ayat di atas, sudah jelas bahwa sekte Nikolasian bukanlah sekte yang lurus melainkan sekte yang sesat. Dari ayat-ayat di atas, jelas bahwa mereka digambarkan sebagai heretik/orang sesat. Tapi, mengapa dan apa alasannya? Apakah sekte Nikolasian ini menolak ajaran iman yang “fundamental” yang dimaksud oleh saudara terpisah Protestan? Ehm, mari kita lihat mengapa sekte ini ditolak.

Cerita tentang sekte Nikolasian ini diambil dari tulisan Eusebius dari Caesarea, seorang sejarahwan dan penulis buku “History of the Church”. Berikut kutipan dari Eusebius of Caesarea, Historia Ecclesia, Book III, Chapter 29.
“Pada masa ini, sekte yang disebut Nikolasian muncul dan bertahan dalam waktu yang sangat singkat. Sekte ini disebut dalam Wahyu kepada Yohanes. Mereka membual bahwa pendiri sekte mereka adalah Nikolaus (yaitu Nikolaus dari Antiokia), salah satu diakon yang bersama dengan Stefanus ditunjuk oleh Para Rasul untuk tujuan pelayanan orang-orang miskin (Kis 6:5). Klemens dari Alexandria dalam buku ketiganya, Stromata (190 AD), menghubungkan hal berikut mengenai dia (Nikolaus):

"Mereka berkata bahwa ia memiliki istri yang cantik, dan setelah kenaikan Sang Juruselamat, [karena] dituduh oleh Para Rasul [bahwa ia adalah seorang] pencemburu, ia membawa istrinya ke tengah-tengah mereka dan memberikan izin kepada siapa pun yang ingin menikahinya. Menurut mereka, ini sesuai dengan perkataannya, bahwa seseorang harus 'merendahkan daging.'  Dan orang-orang yang mengikuti bidaahnya, dengan meniru secara membabi buta dan bodoh apa yang dilakukan dan dikatakanna, melakukan percabulan tanpa malu.
Tapi aku mengerti bahwa Nikolaus tidak memiliki hubungan dengan wanita lain selain dengan yang dinikahinya, dan bahwa, sejauh menyangkut anak-anaknya, putrinya tetap dalam keadaan perawan sampai usia tua, dan putranya tetap bersih.
Jika demikian, ketika ia membawa istrinya, yang dengan kecemburuan ia cintai, ke tengah-tengah Para Rasul, ia jelas menyangkal perasaannya, dan ketika ia menggunakan ungkapan, 'merendahkan daging', dia sedang melakukan pengendalian diri saat kesenangan-kesenangan yang dengan semangat dikejar.

Aku rasa, itu sesuai dengan perintah Sang Juruselamat, [bahwa] dia tidak ingin mengabdi kepada dua tuan, kesenangan dan Tuhan. Tetapi mereka mengatakan bahwa [Rasul] Matias (Kis 1:26) juga diajar dengan cara yang sama bahwa kita harus 'melawan' dan 'merendahkan daging’, dan tidak menyerah kepadanya demi kesenangan, tetapi memperkuat jiwa dengan iman dan pengetahuan"
Oleh karena itu, sekte Nikolasian adalah, pertama-tama sebuah sekte ekstrimis yang mempromosikan asketisme dan menolak kebahagiaan duniawi (termasuk pernikahan), sehingga “bertarung menolak daging”. Dan, sekarang kita tahu dengan jelas bahwa merekalah yang dibicarakan oleh St. Paulus dalam 1 Tim 4:1-5. Di sini kita melihat St. Paulus menulis kepada St. Timotius yang berada di Efesus (kota yang sama dengan yang dimaksud dalam Wahyu 2:6) sebagai berikut:
1Tim 4:1 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan.
1Tim 4:2  oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.
1Tim 4:3  Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran.
1Tim 4:4  Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatupun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur,
1Tim 4:5 sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa.
Jadi, Paulus dengan jelas sedang berbicara mengenai sekte Nikolasian dan kembali memberitahukan hal ini kepada Timotius:
“1Tim 4:6  Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.”
Jadi, memang sekte Nikolasian bukanlah Kristen yang lurus karena Nikolasian menolak pernikahan dan kebahagiaan duniawi. Mereka “murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan.” (1 Tim 4:1)

Oleh karena itu, meskipun Nikolasian tidak menolak ajaran “fundamental” menurut standar Protestan, mereka tetap dinyatakan sebagai heretik berdasarkan standar Para Rasul. Meskipun mereka masih menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, mereka tidak satu pikiran, satu hati, satu ajaran dan sebagainya dengan Gereja. Dan dengan demikian pula, Nikolasian bukanlah Satu Tubuh dengan Katolik.

Maka, dengan standar yang sama dengan Para Rasul, Protestan bukanlah Satu Tubuh dengan Katolik karena mereka tidak sehati dan sejiwa dan sebagainya dengan satu-satunya Gereja yang didirikan oleh Kristus di atas Batu Karang, Petrus (Mat 16:18). Gereja Kristus yang didirikan itu adalah Gereja yang kelihatan. Para membaca juga dapat melihat dasar-dasar Kitab Suci dan Tradisi Suci mengenai Gereja Katolik sebagai satu-satunya Gereja yang didirikan oleh Kristus di situs ini http://scripturecatholic.com/the_church.html . Saudara-saudari Protestan tidak mengikuti prinsip yang ditetapkan oleh St. Paulus dalam Efesus 4:1-6.
Ef 4:1  Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.Ef 4:2  Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
Ef 4:3  Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:
Ef 4:4  satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
Ef 4:5  satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,
Ef 4:6  satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.
Semoga umat Katolik dapat berdiri dengan teguh pada iman Katoliknya dan berjuang melawan arus indifferentisme (paham yang menyatakan semua agama dan gereja sama saja) dan relativisme iman (paham yang menyatakan tidak adanya kebenaran iman yang absolut) yang semakin deras di zaman modern ini. Wahai umat Katolik, kita berada di dalam Gereja yang satu, Gereja yang benar yaitu Gereja Katolik.



Keterangan: Artikel ini diterjemahkan dan dikembangkan dari artikel berjudul Christian Unity and Orthodoxy karya Mark J. Bonocore. Terimakasih kepada Saudara Shevyn Andreas (pemilik situs Misa 1962 dot org) atas terjemahan tulisan Uskup Eusebius dari Caesarea di atas.

Pax et Bonum